Ini Sebab CBM Sulit Berkembang di Indonesia

coal-bed-methane

JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Alumni Akademi Migas (Ilugas) Ibrahim Hasyim menyebutkan bahwa hingga kini Coal Bed Methane (CBM) masih sulit diterapkan di Indonesia, dan kurangnya investor melirik bisnis CBM. Padahal, jika dilihat bahwa cadangan CBM di Indonesia lebih besar dibandingkan cadangan gas alam. 

Ada beberapa hal yang membuat CBM kurang diminati oleh para investor dfari dalam dan luar negeri, salah satunya karena regulasi dan insentif yang diberikan dari Pemerintah. 

CBM“Banyak penyebabnya, salah satunya adalah dibutuhkan teknologi yang tinggi dan Indonesia baru memulainya, jadi tidak banyak yang bisa bermain saat ini. Sehingga perlu insentif hingga kepastian termasuk pembiayaan dan biaya eksplorasi dan produksi,” tuturnya, Jumat, (20/03/2015).

Menurutnya, ada sejumlah wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki cadangan CBM tinggi, seperti Sumatera dan Kalimantan dengan cadangan lebih besar dari cadangan gas Indonesia.

“Walau sulit dan mahal, Indonesia sudah saatnya harus memulai, sekalipun harga migas dunia sedang rendah, karena cadangan shale gas lebih besar lagi. Dan kita berharap keberhasilan produksi shale gas di Amerika, menginsprirasi kita untuk bisa menemukan teknologi dan manajenen operasi yang lebih murah,” tuturnya.

Sementara, Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas, Zudaldi Rafdi mengatakan bahwa kegiatan pemboran eksplorasi CBM harus dilakukan di sejumlah titik agar mendapatkan hasil yang optimal. Bahkan, hasil atau output gas yang dihasilkan dari sumur CBM juga masih sulit untuk dikomersilkan.

“Saat gas yang ke luar dari sumur itu tapi dalam jumlah dan tekanan yang sangat kecil sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan, jumlah gas tersebut akan naik secara perlahan seiring dengan kadar gas yg terperangkap di dalam kandungan batu bara tersebut,” tuturnya, Jumat sore, (20/03/2015).  

“Bahkan, kenaikan gas itu cukup beragam hingga mencapai satu tahun dan belum bisa dimanfaatkan karena hasil produksi dalam jumlah yang rendah, sementara investor butuh pemasukan saat gas itu keluar dan segera bisa dimanfaatkan untuk dikomersilkan,” tuturnya.

 

Sumber: beritaheadline.com

(Visited 172 times, 1 visits today)

BELUM ADA TANGGAPAN

Tulis Tanggapan