Ibrahim Hasyim: Biodiesel Perlu Ditingkatkan Untuk Menekan Impor BBM

ibrahim-mnctv

JAKARTA. Produksi Minyak Indonesia sudah tidak mencukupi. Impor BBM pun terpaksa harus dilakukan untuk bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.  Langkah strategis tentu harus dilakukan untuk menekan impor tersebut. Salah satunya adalah dengan peningkatan bio diesel pada minyak solar.

“Strategi kebijakan energi nasional itu salah satunya adalah melepas ketergantungan kita terhadap energi fosil, melepas atau mengurangi ketergantungan kita terhadap impor energi dan lebih membangun kemandirian energi nasional. Biodiesel adalah salah satu dalam rangka itu (mengurangi impor BBM) mengurangi defisit neraca disektor migas,” tutur Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim, Rabu (15/01/2014) di Jakarta.

Peningkatan bio diesel harus terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk menekan impor BBM. Peningkatan penggunaanya pun harus diperluas, tidak hanya untuk konsumsi transportasi tapi harus lebih banyak mengarah ke industri.

“Alasan lebih banyak mengarah ke sektor industri karena lebih banyak konsumsinya. Bio diesel sudah layak digunakan untuk industri. Kita lihat rasio penggunaan minyak solar itu 60% sektor industri dan hanya 40% disektor transportasi. Jadi memang harus kesana (industri),” kata Ibrahim.

Pada 2013 lalu, biodiesel yang dicampur ke minyak solar jumlahnya mencapai sebesar 1 juta KL. Sehingga BBM yang diimpor menjadi berkurang sebanyak 1 juta KL. Di 2014 ini Pemerintah ingin menambah menjadi 4 juta KL. Kebijakan mandatori penggunaan biodiesel dilakukan secara bertahap karena infrastruktur mata rantai distribusi untuk mencampur, mengangkut dan menyimpan harus dipersiapkan.

Ditambahkan Ibrahim, memproduksi bio diesel tetap harus memperhatikan dan menjaga mutu unjuk kinerja yang sesuai, karena kalau itu lebih rendah, akan berpengaruh pada unjuk kerja mesin yang bisasanya memakai solar itu.

(Visited 15 times, 1 visits today)

BELUM ADA TANGGAPAN

Tulis Tanggapan