Kenapa Harga Solar Lebih Murah Dari Premium?

ibhJakarta – Saat ini masih terdapat tiga jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang masih disubsidi pemerintah. Ketiga BBM tersebut adalah bensin premium, minyak solar dan minyak tanah. BBM subsidi ini pun telah beberapa kali mengalami kenaikan harga. Terkahir pada tanggal 17 November 2014 yang diumumkan langsung Presiden Jokowi.

Sepanjang sejarah beberapa kali kenaikan harga BBM subsidi tersebut, baru sekali harga bensin premium dan minyak solar masing-masing Rp. 4.500 per liter. Ini terjadi di tahun 2009, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selebihnya harga premium selalu berada dibawah bensin premium. Apa yang menyebabkan minyak solar selalu berada dibawah harga premium?

Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim, yang dikonfirmasi terkait dengan hal itu mengungkapkan terdapat banyak hal sehingga mengapa harga minyak solar lebih rendah dari bensin premium. Padahal yang paling banyak diselewengkan selama ini adalah BBM subsidi jenis minyak solar.

“Jadi jelas bukan hanya pertimbangan ekonomi. Minyak tanah murah adalah untuk keperluan rumah tangga untuk masak dan penerangan. Solar juga demikian, banyak dipakai untuk angkutan barang dan usaha mikro juga nelayan. Jadi kenaikan  harga solar bisa berdampak besar pada inflasi akibat naiknya harga-harga barang,” kata Ibrahim Selasa (23/12/2014) di Jakarta.

Menurut Ibrahim, pertimbangan dalam kebijakan harga BBM disetiap negara itu berbeda-beda. Bisa alasan ekonomi, politik, sosial dan lainnya. Itulah sebabnya kenapa di Indonesia tingkat harga BBM bersubsidi berbeda terbalik dengan harga keekonomiannya.

“Urutan harga keekonomian, yang paling mahal berurutan adalah minyak tanah, minyak solar dan bensin premium. Tapi harga BBM bersubsidi di negara kita justru terbalik, yang paling mahal berurutan adalah premium, solar dan minyak tanah,” pungkas Ibrahim.

(Visited 8 times, 1 visits today)

BELUM ADA TANGGAPAN

Tulis Tanggapan