Keterlambatan Pembangunan Pipa Gas di Grati Jawa Timur
Keterlambatan pembangunan pipa gas ke PLN Grati Jawa Timur bisa berakibat fatal kalau tidak segera diselesaikan. Pasalnya pasokan gas yang selama ini diterima dari lapangan Santos akan menurun dan tidak lama akan berakhir dan karena itu harus dicari solusi adanya sumber pasokan gas baru.
Jika terjadi kekurangan pasokan gas kedepan, maka Pembangkit listrik itu harus kembali memakai BBM, kalau tidak maka sistim kelistrikan di jawa timur akan terganggu keseimbangannya. Pasokan gas baru sudah diperoleh dari sumber gas Kangean dan untuk itu Pertamina Gas sudah membuat pipa gas yang seharusnya sudah selesai akhir tahun 2014 yang lalu, tetapi terkendala dengan belum adanya keizinan penggunaan tanah di 2 lokasi dan ini akan berdampak pada tidak tercapainya target selesai diakhir Desember 2015.
Betapa seriusnya dampak dari keterlambatan itu terhadap sistem listrik di Jawa Timur, maka pada rapat koordinasi 19 Agustus 2015 yang dipimpin oleh Dr. Ibrahim Hasyim – komite BPH Migas di kantor dinas energi dan sumber daya energi Jawa Timur Surabaya itu, rapat ikut dihadiri oleh 2 staf dari kantor staf kepresidenan. Adapun peserta rapat lainnya adalah dari unsur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemprov Jatim, Pemkab Sidoardjo, Pemkab Pasuruan, TNI Al dan Pertagas.
Penyebab utama kelambatan adalah terkait dengan izin penggunaan jalur jalan toll dan lahan TNI Al dan ternyata kedua lokasi tersebut terkait dengan asset negara, sehingga memudahkan dalam penyelesaiannya. Untuk itu, Badan Pengatur Hilir Migas menginisiasi pertemuan itu dan akan melakukan rapat koordinasi lanjutan yang lebih fokus pada solusi bersama unsur kementerian Keuangan. Diharapkan sudah tidak ada hambatan lagi dilapangan, sehingga Pertagas dapat meneruskan pembangunan pipa sejarak 9 km tersisa dan target penyelesaian di akhir desember 2015 dapat dicapai.
Twitter: https://twitter.com/hasyim_ibrahim
