FakFak, Kota Pala

oleh -
0 64

Fakfak termasuk kota tua di Papua, dan saya memerlukan sehari untuk bisa menemukan jawaban atas pertanyaan saya sendiri. Mengapa kota yang terisolir, nyaris tidak ada tanah datar dan berbukit bukit batu ini dipilih dulu untuk di huni dan kemudian berkembang maju sampai sekarang menjadi ibu kota kabupaten.

Setelah tanya dan lihat sana sini, baru sadar, rupanya Fakfak menyimpan harta buah pala yg tidak pernah habis. Di lereng relung bukit, dipenuhi pohon pala yg hijau legam dan inilah daya tarik sejak zaman Belanda dulu untuk dijadikan bahan rempah yang terus mengalir tanpa henti  ke manca negara sampai saat ini. Buah pala yang kulit, isi dan bijinya semua berguna dan setiap itu memberi nilai rupiah yang berbeda. Semua jadi duit.  Itulah pula kemudian  Fakfak di juluki kota Pala.

Komoditas pala ini dari waktu ke waktu telah membangun perekonomian daerah dan kesejahteraan rakyat di wilayah Papua Barat itu dan karena itu soal konektivitas dengan wilayah lain menjadi sangat penting. Landasan pacu hanya 1200 meter sehingga hanya bisa didarati pesawat kelas ATR kapasitas 40 penumpang. Jalur laut disinggahi pelayaran Tol Laut yang kini ikut mempertinggi  mobilitas angkutan barang dan penumpang. Kesejahteraan masyarakat terus meningkat, dan karena itu pula kebutuhan energi terus meningkat, ketersediaan energi harus cukup.

Terminal BBM Pertamina disana sudah ada sejak 20 an tahun yang lalu, menyalurkan premium, minyak solar dan minyak tanah. Penyediaan listrik pun dibangkitkan oleh sumber energi yg beragam. Disamping Tenaga diesel, di sana sudah ada mikro hidro sebesar 2 MW dan dalam waktu dekat akan dibangun pembangkit gas sebesar 2×5 MW. Dengan kemampuan itu akan dapat mencukupi kebutuhan listrik disana. Kehidupan masyarakat pun bisa terus tenteram, logat bicara cepat bisa dijaga dan dilantunkan dengan disingkat singkat. Maka saya terkaget kaget mendengar ada percakapan begini. Ibu bertanya ” kopi mana?” Si anak menjawab ” sapi main bola “. Ternyata maksudnya.. “Kau pergi kemana?”, tanya ibu dan si anak menjawab. “Saya pergi main bola”. Hehehe ada ada saja. @hasyim_ibrahim

(Visited 45 times, 1 visits today)

BELUM ADA TANGGAPAN

Tulis Tanggapan